Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menilai saat ini persatuan bangsa terindikasi mulai terkoyak dan keropos. Hal ini terlihat dari anak bangsa yang saling curiga, mudah diadu domba, dan selalu melihat negatif. "Interaksi sosial lebih diwarnai sikap saling curiga, sulit bekerjasama, mudah diadu domba, berita negatif lebih disukai ketimbang berita positif, serta, tidak suka melihat orang maju," kata Aburizal Bakrie dalam pidato politiknya menyambut HUT RI ke 66, di Balai Kartini Jakarta.

Ical mengatakan saat ini krisis kepercayaan begitu besar. Sehingga, apa pun yang dilakukan, bahkan hal-hal yang baik dan bermanfaat sekali pun, tidak dipercaya dan selalu direspons negatif. "Kesemuanya itu, menjadi pertanda esensi persatuan terkoyak dan keropos," tegasnya.

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie Karena itu, di momen peringatan kemerdekaan ini, Ical mengajak seluruh anak bangsa kembali merajut rasa percaya. "Kami harus senantiasa mengimplementasikan nilai-nilai dasar kehidupan bangsa, memperkuat modal historis dan modal sosial yang dimiliki bangsa kita, memupuk kembali rasa senasibsepenanggungan, meperkokoh solidaritas, mengembalikan harapan dan cita-cita bersama, mengembangkan empati dan toleransi, menguatkan ikatan batin antar-sesama anak bangsa," ujarnya.

Selain itu, Ical juga menghimbau agar komitmen untuk mengakhiri transisi politik dan memperkuat konsolidasi demokrasi dipertegas. "Konsekuensinya, kita harus mengakhiri fase transisi politik yang penuh dengan politicking, intrik-intrik, bahkan fitnah-fitnah politik, menggantinya dengan mengedepankan tradisi perdebatan konseptual dan persaingan kualitatif," tandasnya. Demikian catatan online Orangapatiang yang berjudul Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie.

1 Response to "Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie"

  1. Masyarakat sdh bosan dgn obrolan politik pemerintah,pengamat,anggota DPR dll,kasus nasarudin sangat mudah utk diselesaikan kalau yang berkuasa tdk terlibat,hukum ini hanya berpihak kepada penguasa tdk berpihak kepada kaum miskin,jadi mustahil negeri ini keluar dari kemiskinan kalau penguasa tidak memahami akar kemiskinan sehingga setiap lembaga pemerintah dalam pengambilan keputusan tidak pernah berpihak kepada orang miskin ini disebabkan karena 1. menipisnya kepedulian. 2. meningkatnya keserakahan. 3. lunturnya nilai-nilai kemanusiaan. semua ini disebab karena masalah prilaku.

    BalasHapus