"Pertama bagaimana kita hadapi tantangan food security, jumlah pertumbuhan penduduk menjadi dari 7 miliar pada saat ini menjadi 9 miliar pada tahun 2045 perlu jadi catatan. Perlu ada 60 persen tambahan makanan. Konkretnya, terus dikembangkan penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan produktivitas pangan dan diversivikasi pangan dan bagaimana pertanian bisa beradaptasi dengan perubahan iklim," kata Presiden.
Kedua, Kepala Negara juga mengemukakan perebutan sumber energi yang bisa menjadi konflik di masa depan. Situasi di China Selatan, Afrika Utara dan Timur Tengah, sedikit banyak berkaitan dengan energi. Menuju 2045 dengan 9 miliar penduduk, perlu 60 persen tambahan energi baru.
"Penggunaan bahan bakar fosil ada lampu merahnya, akan habis, kalau kita gunakan besar-besaran tanpa kontrol, maka ini membuat bumi makin panas. Bagaimana kita hadapinya? Inilah wilayah dan misi yang harus dijawab," lanjut Presiden. Untuk ini, sambung Presiden, hal ini menjadi tantangan bagi para ahli teknologi untuk mengembangkan sumber energi terbarukan yang makin ekonomis dan kompetitif.
Ketiga adalah menyangkut perubahan fundamental ekonomi dan industri. "Profesor Habibie sering mengatakan kita harus akhiri ekonomi sumber daya alam semata, atau bisnis sumber daya mineral semata, karena ekonomi dan bisnis seperti itu merugikan bangsa kita. Konkretnya tahun mendatang, kita harus bisa mempercepat dan memperluas terbangunnya industri bernilai tambahan," katanya. Turut hadir pada acara tersebut Presiden ke-3 RI B.J. Habibie, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, jajaran anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, dan lainnya. Demikian catatan online Orangapatiang yang berjudul Inovasi dan aplikasi teknologi.
ok juga nih sob penjelasan nya bagus banget nih sob, semoga bermanfaat yah
BalasHapusmampir nich kang boss
BalasHapusmampir nich kang boss
BalasHapusTerima kasih atas informasinya, sukses selalu...
BalasHapusnice post,, salam kenal
BalasHapus