"Kita ini punya Menko Polhukam, jadi nanti beliaulah yang akan mengatur apa langkah-langkahnya. Kalaupun memang dikeluarkan, apa langkah-langkah preventifnya," ujar Iskandar dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (6/12/2010).
Dalam dokumen yang dibocorkan WikiLeaks terdapat informasi yang mengatakan bahwa jaringan teroris akan melakukan aksi pembalasan di sebuah pusat perbelanjaan pada 2008 jika pelaku Bom Bali, Amrozi, dieksekusi. Terkait informasi dalam WikiLeaks tersebut, kata Iskandar, pihak kepolisian belum mengetahuinya. "Saya cek dulu ya," katanya.
Demikian pula dengan informasi dalam WikiLeaks yang mengungkap perseteruan Polri dengan TNI. Situs WikiLeaks membocorkan bahwa Polri dan TNI terlibat perseteruan atas dana pengamanan Freeport senilai 20 juta dollar AS pada tahun 1998-2004. Menanggapi hal tersebut, Iskandar belum dapat berkomentar.
Menurutnya, informasi yang dibocorkan WikiLeaks, apalagi yang menyangkut institusi Polri, harus dibuktikan kebenarannya. "Di atas kita ada Menko Polhukam, beliau nanti yang akan menetralisir apa pun dari berita-berita itu. Saya enggak bisa menjawab. Bohong atau tidak, perlu dibuktikan," kata Iskandar. Demikian catatan online Orangapatiang tentang Markas Besar Kepolisian RI.
miris juga bacanya..ternyata selama ini soal uang uang dan uang...
BalasHapusmatre semua...kapan bangsa ini mau maju n bebas korupsi...